Jumat, 20 Januari 2012

Sahabat dan Kerabat yang Berkunjung ke Barrack Art Stefan Buana


Dalam keindahan Samudera kehidupan, segala sesuatu memiliki keber-maknaan yang tidak dapat dinilai secara serta merta. Keberagaman dengan segala perbedaan adalah rajutan - rajutan yang membentuknya menjadi satu kesatuan. Selama proses perjalanannya Barrack Art Stefan Buana telah membuat “ rajutan “, dengan “warna-khas” yang sesuai dengan Visi-nya sebagai tempat berjumpanya berbagai Civitas-Kehidupan.  



Perjumpaan – perjumpaan para “ kerabat ” dengan latar belakang yang berbeda menghidupkan berbagai aktivitas. Ber-Diskusi santai sambil menikmati udara yang segar hingga pertemuan serius yang membahas suatu agenda menjadi bagian dari “Aktivitas” Barrack Art Stefan Buana.
Di Barrack Art Stefan Buana, Tamu adalah “ penghuni ”, menjadi bagian dari kehadirannya. Kesan sederhana dan apa adanya merupakan ciri utamanya. Penanda suasana dari “ Yang Ter-mahal dan Ter-Indah dalam kehidupan ketika berani menjadi diri sendiri “. Pertemuan antara Seniman, Pecinta Seni, Jurnalis, Diplomat, Kolektor, Art Lover hingga mahasiswa memberikan dinamika yang “ unik ”. Sehingga, tiada indah lautan ketika tidak ada lagi angin yang menciptakan riak dan ombak.
 
Suara – suara Riak-Air dan deburan ombak tersebutlah yang melantunkan irama “ kehadiran “ Barrack Art and Stefan Buana. Tentu, syairnya menjadi nyanyian dari rasa saling menghormati. Hal tersebut sangat positif ketika cengkrama senyum dan tawa menyelimuti perbedaan – perbedaan saat berdiskusi atau melakukan suatu kegiatan. Meskipun demikian, tetap jauh dari sifat “conformitas” yang tidak kritis. Sebab saling meng-kritisi-solutif adalah pondasi dasar untuk saling membangun. Meretas cita – cita besar untuk terus melestarikan dan mengembangkan Seni Budaya Indonesia.


Secara personal, Bagi Stefan Buana terus ber-Eksperimen dengan “ Seninya ” adalah langkah untuk meretas jalan untuk meraih tujuan tersebut. Di sisi lain, menjadi konsekuensi logis dari profesi yang telah di pilih sebagai Seorang Seniman. Dan tangannya terbuka lebar untuk menyambut kedatangan para sahabat dan kerabat yang berkunjung ke Barrack Art.


Salah satu aktivitas yang dilakukan di BarrackArt Stefan adalah melakukan kegiatan sosial, membantu korban yang sedang mengalami bencana alam. Gempa Bumi di Padang Sumatera Barat dan Bencana Erupsi Merapi Yogyakarta.
Terima kasih yang sedalam - dalamnya kami ucapkan untuk para donatur yang telah memberikan sumbangsihnya.
  1. Bapak Hanifah Komala.
  2. Madame Melba Priya
  3. Paula Dewiyanti.
  4. Imelda Gozali.
  5. Irma Khatimansyah
  6. Warwick Purser
  7. Valentine Willy
  8. Bapak Bagyo Surabaya


06 Maret 2012

07 Maret 2012




















  1. Mr. Aburizal Bakrie ( Bang Ical )
  2. Mrs. Tatiek Bakrie
  3. Letjen. Amin Suyitno SH
  4. Mrs. Yennie Wahid
  5. Kolonel. Djulkifli Djamalis SH
  6. Kolonel. Fatoni.
  7. AKBP. Iswarman SH
  8. Mrs. Desi Anwar
  9. Mr. Daniel Komala
  10. Mr. Hanifah Komala
  11. Mrs. Lusi Komala
  12. Mr. Yusuf Wanandi
  13. Mr. Judi Wanandi
  14. Mr. Jason Tedjasukmana – Time
  15. Mr. Hogi Hyun – Abacus Capital
  16. Mr. Prof Michael Vatikiotis.
  17. Mr. Prof Chuong Nguyen – Haliburton Oil
  18. Mr. Prof Nasir Tamara – DEA DESS - Ketua Ikatan Ilmuwan Indonesia - Internasional
  19. Mr. Prof Tery Rosenberg – Gold Smith London University
  20. Mr. Prof Haryono Guritno
  21. Mr. Ir Dedy Kusuma.
  22. Mr. Dr Oei Hong Djien – OHD Museum Magelang
  23. Mr. Suryo Sampoerna – Sampoerna Museum Surabaya
  24. Mr. Valentine Willy
  25. Mrs. Mia Hyun – World Bank
  26. Mrs. Brigith S Helmes – IFC
  27. Mrs. Rima Melati
  28. Mrs. Warwick Purser
  29. Mrs. Dr Melani Setiawan
  30. Mrs. Maura Kwik Kian Gie.
  31. Mrs. Imelda Ghozali
  32. Mrs. Paula Dewiyanti
  33. Mrs. Rebecca Riley – USA Ambasador to Asia
  34. Mr. Martin Hatfull – England Ambasador.
  35. Mr. Bill Farmer – Australia Ambasador
  36. Mr. Dave Wolfer – Austria Ambasador
  37. Mr. Klaus Wolfer – Austria Ambasador
  38. Ms. Melba Priya – Mexico Ambasador
  39. Mr. Norbert Baas – German Ambasador
  40. Mr. Mackenzie Clugston – Canada Ambasador
  41. Mr. Eric Fabre – Belgium Gallery.
  42. Mr. Luis Claire Carbonez – Belgian Ambasador to Canada
  43. Mrs. Sunny Sung – Sim Yo Gallery Korea
  44. Mrs. Gauri Murpuri - Singapore Ambasador Wife
  45. Mrs. Jasmine Prasetyo – Sotheby Auction
  46. Mrs. Deborah Iskandar – Sotheby Auction
  47. Mr. Kim Sang Ki – International Cultur Centre, Jawa Timur
  48. Mr. Robert Tobin – Ohashi Gallery, Tokyo
  49. Mrs. Vivi Yip Room Jakarta
  50. Mr. Ronald Akili - Akili Museum Jakarta
  51. Mrs. Martha Gunawan – Mondecor Gallery, Jakarta
  52. Mr. Jason Ark Gallery Jakarta
  53. Mr. Chris Dharmawan - Semarang Contemporary Gallery
  54. Mrs. Suzanna Perini - Biasa Art Space Bali
  55. Mr. Yacob Santosa -  Gallery 678 Jakarta
  56. Mrs. Puri - Gallery Hadiprana Jakarta
  57. Mr. Didier Hamel - Gallery Duta Fine Art Jakarta
  58. Mr. Bruno - Kendra Gallery Bali
  59. Mrs. Kate Babington – Hongkong.
  60. Mrs. Christine Elisabeth
  61. Mrs. Salmah Abu Mamor – Malaysia
  62. Mrs. Chang Fee Ming – Malaysia
  63. Mr. Williams Marcus Page – USA
  64. Mr. Maiz Sodren – Denmark
  65. Mrs. Lynnelle Groom – Pert, Australia
  66. Mr. Kevin Crily – Berkeley, USA
  67. Adi MS dan Memes.
  68. Mr. Pudjianto – Alfa Mart, Jakarta.
  69. Mrs. Sinta Sirait – PT Freeport
  70. Mrs. Enny Abdul Latief
  71. Mr. Alim Satria – Maspion
  72. Mr. Suwito Gunawan
  73. Mr. Harry Simon
  74. Mr. Peter Tian
  75. Mr. Handoko
  76. Mr. Pudjadi Soekarno.
  77. Mr. Robert Murdoch
  78. Mr. Peter Mathin
  79. Mr. Erwin Meyer.
  80. Mr. Patrick Gerves
  81. Mrs. Cherry Salim
  82. Mr. Purwo Adi Saputro
  83. Mr. Francois Grosas
  84. Mr. Priyo Sulistio
  85. Mrs. Magda Hutagalung.
  86. Mr. Edi Katimansyah
  87. Mrs. Irma Katimansyah
  88. Mrs. Inge Riyanto
  89. Mr. Putra Latief
  90. Mrs. Boya Yuliana
  91. Mr Amir Sidharta
  92. Mrs. Sari Koeswoyo
  93. Mr. Husni Saleh
  94. Mrs. Subandi Salim
  95. Mrs. Chandra Wijaya
  96. Mrs. Rini Gerves
  97. Mr. Agung Tobing
  98. Mr. Mulyo Raharjo
  99. Mr. Edy Hartono
  100. Mr. Bari Nimpuno
  101. Mr. Sing - Sing
  102. Mrs. Imelda Gunawan
  103. Mr. Doughlas
  104. Mrs. Nia Yulicha
  105. Mrs. Devi Santi
  106. Mrs. Watie Nuranie.
  107. Mrs. Eni Sukamto
  108. Mrs. Atun Sajali
  109. Keluarga Mahyar Suryaman Yogyakarta
  110. Mr. Patrick Waluyo
  111. Mr. Raymond Davids - D. Bodhi Ptie. Ltd.
  112. Mr. Putra Latief
  113. Mrs. Sugita Katyal - REUTERS
  114. Mrs.Cecile Bigeon
  115. Mrs. Fauziah Harun
  116. Mrs. Shirley Low - MA Sothebys Institute of Art - Managing Direktur
  117. Mr. Budi Santoso Magelang
  118. Mr. Edi Djoen Magelang
  119. Mrs. Monica Nike Tirtadji.
 Copy Right 2011
Barrack Art Stefan Buana

Rabu, 18 Januari 2012

Ke-Kayaan Tekhnik dalam Karya - Karya Stefan Buana

Judul ini mengacu pada beberapa pendapat tentang karya - karya Stefan Buana. Mike Susanto sebagai Kurator dalam Pameran Tunggal Stefan Buana yang bertajuk "Memoir of Rice" memberikan catatan khusus tentang ke-karyaannya. 
" karya-karya yang ia buat memiliki teknik pengerjaan yang bersifat “natural” pada kanvas - kanvasnya. Tepatnya, Stefan menggunakan teknik improvisasi bahan atau material karya yang menjadi ciri khasnya selama ini. Kekhasannya tersebut selama ini telah memberi nilai plus jika dibandingkan dengan karya-karya perupa lain. Stefan banyak mengajukan ide-ide tentang berbagai pendekatan teknik dan material yang luar biasa. 
Studionya ibarat laboratorium kerja untuk mengenali bahan atau material satu dengan yang lain. Kerja Stefan ibarat melakukan inseminasi pada karya. Berbagai kerja teknik ia telusuri, diantaranya menggunakan las logam, lelehan resin, cat akrilik dipadu cat minyak, ekplorasi bahan alami seperti kulit padi, serbuk kayu pada kanvas, dan berbagai teknik pengelolahan kanvas itu sendiri. Sehingga yang tampil dalam karya-karya Stefan tidak saja pada masalah tema atau “apa yang dilukis?”, akan tetapi “apa yang dibuat?”, “dengan apa ia berkarya?” atau “apa yang dilakukan pada kanvas - kanvasnya”.(Kuratorial “MEMOIR OF RICE” Katalog Pameran 2011).

Elaburasi Teknik dalam penciptaan karya seni memang telah menjadi ke-khasan dari Stefan Buana. "Mata Stefan yang segar selalu lapar mencari gaya baru dan tema - tema yang relevan". Petikan dari tulisan Michael Vatikiotis yang berjudul " Citra-Citra Kuasa Stefan Buana" dalam Pameran Tunggal " Fragmen " di Galeri Nasional 2008.

Lebih lanjut, Ia (Stefan Buana) bereksperimentasi dengan tekstur dan bahan, membubuhkan serbuk kayu pada kanvasnya, menciptakan lukisan relief dengan kancip besi, serat benang katun  Selain  dan bahkan sisa - sisa besi yang berat. ia menemukan teknik yang unik untuk menciptakan efek - efek retak Craquelure penanda lukisan tua dengan memakai panas kompor api.
Bagi Stefan ber-Eksperimen merupakan suatu tantangan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan unik. Berikut petikan wawancara Michael Vatikiotis dengan Stefan Buana. 

Nampaknya kamu terbiasa dengan tempat - tempat baru. Di manapun kamu berada, kamu masih bisa berkarya dengan bahan - bahan yang kamu temukan. Setelah menetap di Yogya pun bahan dan tekhnik baru senantiasa hadir dalam karyamu. dari mana asal inspirasi untuk eksperimentasi ini? 
Awalnya saya hanya mencoba - coba. sebenarnya bukan untuk ber-eksperimen, tapi karena saya kesulitan uang untuk membeli bahan, maka saya memakai apa yang ada. Tapi ternyata hasilnya malah unik dan menarik, misalnya, justru karena memakai tekhnik arang yang saya temukan di rumah, karya saya mendapat apresiasi berupa penghargaan terbaik waktu Dies Natalis ISI tahun 1998. aku juga mendapat penghargaan karya terbaik dalam Kompetisi Refleksi Zaman ditahun yang sama.
Hasilnya memang sangat menarik dan unik. Hampir tidak mungkin ditiru. Sekarang ada beberapa gaya lukisanmu yang sudah sangat digemari orang. Kenapa kamu selalu mencari tekhnik baru?
Eksperimen itu mahal sekali bagi saya. Menemukan sesuatu yang baru, menciptakan sesuatu yang unik, itulah yang membuat saya nggak jenuh. Kalau hanya mengolah tema atau obyek dan pencapaian estetika, saya pasti bosan. karena itu saya selalu mencoba - coba berbagai tekhnik dan material sebagai tantangan bagi diri saya sendiri.
Apa yang membuatmu selalu bersemangat dalam berkarya, dan lebih lagi selalu mencari sesuatu yang baru?
Apresiasi peminat Seni. Saya pernah dikunjungi oleh seorang Profesor dari Inggris yang datang ke Jogya bersama British Council setelah gempa, Terry Rosenberg namanya. Saya tidak menyangka orang itu begitu antusias melihat karya - karya saya. " This Fantastic!" begitu katanya.





Kamis, 12 Januari 2012

Barrack Art Stefan Buana New Session

 Barrack Art Stefan Buana adalah Studio Seni milik Stefan Buana. Lokasinya berada di Dusun Sembungan, Rt 03 no. 53, Bangun Jiwo, Kasihan Bantul, Yogyakarta. Lingkungan yang hijau membuat udara di tempat ini terasa segar. Disebelah timur mengalir sungai Bedog yang dihiasi pohon – pohon dan rumpun bambu. Keramahan orang – orang sekitar menambah keasriannya.

Di samping hal tersebut, wilayah ini banyak di tinggali oleh seniman – seniman lainnya. Aktivitas kesenian telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakatnya.  
Bagi Stefan Buana, Barrack Art bukan hanya menjadi tempat tinggal, studio atau galeri pribadinya. Tapi juga menjadi tempat pertemuan “ orang – orang” dan berbagai aktivitas kesenian lainnya. Sehingga Barrack Art Stefan Buana banyak di kunjungi oleh berbagai orang dengan latar belakang yang berbeda – beda. Mulai dari kalangan Seniman, Kolektor, Kurator, Mahasiswa, Diplomat dari berbagai Kedutaan, Wartawan, Penulis, dan Pecinta Seni. Termasuk warga sekitar yang datang menyapa atau sekedar melihat anak – anak mereka yang bermain ayunan di taman.
 
Barrack Art Stefan Buana adalah “ Tempuran “ ( Bertemuan dua atau beberapa aliran Air/Sungai ). Tempuran memiliki makna atau nilai tertentu dalam kultur masyarakat timur. Nilai yang dapat ditafsir dengan berbagai perspektif, seperti adanya kandungan “ mistis “ bagi masyarakat Jawa. Namun secara logika, daerah disekitar “ Tempuran “ memiliki tingkat kesuburan yang tinggi dan udara yang sejuk. Kemudian dapat memberikan kenyamanan bagi makhluk hidup di sekitarnya. 

 Setelah pintu gerbang dibuka, Taman dengan rumput hijaunya langsung menyapa. Nuansa Alam, mengingatkan pada Sahabat dekat manusia yang sering terabaikan.



 Melirik kesebelah kiri terdapat Ban besar dengan tinggi 3,5 m. Karya patung yang berjudul “ Born “ ini memberikan pertanyaan mendalam pada Roda-Kehidupan. Apakah dimulai dari kelahiran menuju kematian? Atau malah sebaliknya, Kematian yang memulai sebuah Kelahiran? Dan atau, Apakah “ Kematian – Kematian Kecil ” dapat menggandeng makna Kelahiran dan Kehidupan? 

Selanjutnya, di dinding depan Galeri juga terukir “ Peralatan-Perang “ dan di sisi atasnya tertancap Potongan Ban. Ketika membalikkan tubuh tampak bangunan Studio yang di depannya terparkir Vespa tua dan dua motor Harley Davidson milik Stefan Buana. Pagar sisi kiri studio tersusun oleh tembok – tembok yang tidak rata namun memberikan nilai artistik tersendiri. Dan hal itu sering dipertanyakan oleh para kerabat yang datang berkunjung.
 
Saat duduk di ruang tamu di dalam Galeri terlihat berbagai Lukisan hasil karya Stefan Buana. Mengobrol sambil Ngopi berkawan gorengan terasa sangat nyaman disini, membuat obrolan tentang berbagai hal mengalir begitu saja.
Di ruang sebelah Galeri kerabat yang berkunjung bisa nonton televisi. Di depannya terdapat Kanopi dengan tanaman Markisa yang merambati atapnya, sehingga kesan teduh sangat terasa. Dan ketika menolehkan kepala ke dinding tembok pembatas antara Barrack Art dengan tanah kosong sebelahnya, terdapat tulisan dengan kata – kata yang mengukuhkan keberadaan Barrack Art Stefan Buana.
Nilai eksplisitnya agar dapat saling menghargai dan menghormati, dan ketika ditarik secara implisit dapat membangun setiap Individu. Karena, “ Hal yang Paling Mahal dan Terindah dalam Hidup ini, Ketika Berani untuk Menjadi Diri Sendiri ”.

Sudut - Sudut Barrack Art Stefan Buana








Copy Right 2012
Barrack Art Stefan Buana